Evolusi tidak selalu membawa keuntungan bagi semua orang. Dalam sepak bola, kita bisa menghitung berapa banyak pemain bola secara individu berhasil menempatkan dirinya di dalam tubuh suatu tim sehingga mencapai hasil maksimal: yakni kemenangan. 

Dalam tulisan ini mari kita perjelas kembali pertumbuhan pesat dari Paulo Dybala yang diusulkan oleh Massimiliano Allegri, pada musim ini, dimana ia menjadi pemain tengah dibelakang dua striker. 

Pemain asal Argentina ini sebenarnya telah beradaptasi dengan baik sesuai kebutuhan Si Nyonya Tua, Dybala  telah berkembang menjadi pemain yang diinginkan oleh Allegri, bahkan ia telah berulang kali disebut sebagai "pemain penyambung". 

Evolusi Dybala berpindah beberapakali dalam beberapa tahun ini, ia menjadi pemain yang sepertinya selalu menjadi 'uji coba' Allegri, entah karena pemain ini mempunyai talenta besar ataukah karena usianya yang belum matang. Jelasnya peran Dybala musim ini sedikit membingungkan bagi para Juventini, mengapa sampai saat ini ia belum juga mencetak banyak gol seperti musim sebelumnya?

Perlu diketahui bahwa pada musim lalu, kita hanya memiliki striker tunggal yang biasanya ditempati oleh Higuain sebagai pemain tunggal di area pertahanan lawan, sedangkan Mandzukick dipindah oleh Allegri yang tadinya penyerang tunggal melebar agak kebelakang menyuplai bola untuk Higuain, tetapi di belakang Higuain juga ada Dybala yang kadang-kadang dia bermain terlalu jauh di area depan sehingga memungkinkan dua strategi, kalau tidak Higuain yang mencetak Gol maka Dybala yang akan melepaskan tembakan ke Gawang, sehingga posisi Dybala yang berada di area depan pertahanan lawan ini sedikit membuat dirinya mencetak lebih banyak gol.

Peran Dybala tentu saja berbeda untuk musim ini, dimana kita kedatangan Megabintang Cristiano Ronaldo, pemain yang 'tak tersentuh' dan keinginannya selalu dipenuhi oleh Allegri. Bahkan sampai saat ini, Ronaldo belum juga menjadi pemain 'cadangan' itu sebab dia sendiri yang belum minta untuk dicadangkan. Sepertinya memang sangat mustahil untuk menolak semua keinginan Ronaldo. Juventus musim ini dipersiapkan demi Ronaldo. Benarlah kata Moggi, jika kita membeli Ronaldo, maka resikonya, kitalah yang akan bertanding untuk Ronaldo, bukan Ronaldo yang bertanding demi Juve. Terlepas dari skor 10 gol yang ia ciptakan dalam 14 pertandingan, ini merupakan skor yang belum terpecahkan selama lebih dari enampuluh tahun di liga Calcio. Ronaldo belum mati.

Tahun ini Dybala bertindak sebagai triquesta yang sebenarnya merupakan hal baru dalam format Allegri. Melawan Fiorentina kemarin, misalnya, La Joya belum pernah memasuki area pinalty, hal ini bertentangan dengan apa yang dilakukan olehnya di musim lalu. "Dalam posisi itu Paulo juga memberi kami bantuan untuk keluar dari situasi berbahaya," kata Allegri pada malam sebelum pertandingan. 

Jadi begitulah. Dalam beberapa menit pertama pertandingan, Rodrigo Bentancur berjuang untuk menghilangkan tekanan sebagai gelandang serang: dibantu oleh Dybala yang pada akhirnya mendapat kemenangan bagi Juventus. 

Tidak seperti musim sebelumnya dimana pada musim ini kita terasa aneh melihat posisi Dybala karena ia bergerak dibelakang dua striker. Tetapi, ketika ia menggantikan satu diantara Cristiano Ronaldo dan Mario Mandzukic, Dybala malah selalu atau hampir mencetak skor. 

Itu terjadi saat Juventus melawan Young Boys (ia mencetak hat-trick), ketika CR7 didiskualifikasi, dan sekali lagi saat ia melawan Manchester United, Bologna dan Cagliari, ketika Mandzukic  beristirahat sebagai gantinya. 

Tetapi dengan hadirnya dua bianconeri, Ronaldo dan Mandzukick di area depan, Dybala samasekali belum mencetak gol. Ketika salah satu dari keduanya hilang, pemain Argentina itu menggantikan posisi mereka dengan sangat luarbiasa bahkan mengambil posisi lebih banyak ruang dan mengolah bola lebih banyak di area kotak pinalty seperti yang terjadi di Liga Champions

"Kami melakukannya dengan sangat baik dan saya senang bahwa tim ini menang dan semua orang mendapat skor," kata pemain Argentina itu kepada Majalah Franchi. Saya suka mencetak gol, tapi sekarang, seperti yang Allegri katakan, saya melakukan peran lain, berpindah posisi untuk menyuplai bola kearah striker. 

Pasangan striker itu, yang merupakan pemain penyerang Juventus yang di isi oleh Ronaldo dan Mandzukic, telah memaksa La Joya mundur beberapa langkah. Sasaran dalam musim ini, hanya mendapatkan enam dari 16 penampilan tetapi pentingnya pemain Argentina ini dalam konteks tim tetap tidak berubah. 

Rata-rata peluang yang diciptakan oleh Dybala per game secara praktis adalah musim lalu (1,6 melawan 1,8 dari 2017/18) dengan Dybala yang bahkan telah menemukan kembali bentuk permainan setelah cidera pada musim ini (4,7 per game pada 2018/19 melawan 3,9 dari musim lalu). 

Bahkan jika "parameter" dari penilaian penyerang mengalami penurunan (rata-rata tembakan per game menurun dari 3,6 menjadi 2,9 dan gol dari 0,57 menjadi 0,38), ketajaman Juventus samasekali tidak berubah. 

Antara kejuaraan Seria A dan Liga Champions bianconeri mencetak 39 gol dalam 19 pertandingan. Dybala dipaksa untuk berevolusi dan berubah menjadi lebih hidup berdampingan di ekosistem Juventus yang baru, Dengan kata lain, Apakah Evolusi Dybala ini sudah menjanjikan? ataukah kita rindu pada peran Dybala dimasa lalu yang banyak memuntahkan bola ke dalam gawang? Meski demikian, tanpa Dybala sekalipun, dua pertandingan sebelumnya kita juga mendapatkan kemenangan akibat keganasan permainan Ronaldo. Jika Dybala tidak dibutuhkan, kemungkinan besar ia memang untuk dijual pada musim depan. Berharap tidak. Save Dybala.
Baca Juga: