Ada sesuatu yang berbeda dalam pertandingan Juventus melawan SPAL kemarin, setelah melewati 13 pekan di Serie A. Juventus akhirnya menang melawan SPAL pada hari Minggu (25/11) dengan skor 2-0 untuk kemenangan Juventus. Di depan Televisi kita melihat ada garis merah di pipi para pemain dari kedua klub. Noda merah juga terlihat di pipi wasit yang memimpin jalnnya pertandingan, Federico La Penna.

Dikutip dari majalah Mirror, noda merah tersebut ternyata merupakan bentuk kampanye yang awalnya digemakan oleh WeWorld Onlus. Mereka adalah organisasi kemanusiaan di Negara Italia yang saat ini tengah fokus dalam menyuarakan hak-hak perempuan dan anak-anak. WeWorld Onlus saat ini bekerja sama dengan Asosiasi Liga Italia dan para Pemain Seri A, WeWorld Onlus mempromosikan kampanye anti-kekerasan terhadap wanita dan anak-anak dengan tema "berikan kartu merah bagi mereka yang melakukan kekerasan terhadap wanita."

"Semua pemain ikut berpartisipasi dalam menyuarakan kampanye ini. Kewaspadaan dan pencegahan adalah alat utama untuk melawan fenomena ini," kata Weeworld Onlus President Marco Chiesara.

Seperti dilansir Foxsport, agar lebih meningkatkan kesadaran, sejumlah kampanye dalam bentuk spanduk hadir di sudut-sudut stadion, kampanye video juga akan ditampilkan di layar lebar. Sementara para wanita menemani para pemain bola dengan mengenakan kaos khusus bertuliskan "Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan" ketika berjalan ke lapangan sebelum pertandingan dimulai.

Langkah ini diambil karena dimasukkan dalam agenda PBB yang memproklamasikan “Hari Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan”. Sportbible menulis bahwa peringatan ini jatuh pada hari Minggu (25/11). Harapannya adalah kampanye yang dilakukan akan menjadi momentum dan membantu membawa pesan penting kepada masyarakat.

Simbol kampanye ini ditandai dengan warna merah di wajah, yang berarti para pelaku kekerasan terhadap perempuan dapat diusir dari kehidupan perempuan korban kekerasan. Pemain sepak bola yang merumput di Italia diharapkan ikut berpartisipasi dalam kampanye menggunakan tagar #unrossoallaviolenza.

Cristiano Ronaldo untuk pertama kalinya mengikuti kampanye ini karena berhasil didatangkan dari Real Madrid beberapa waktu lalu. Ronaldo sendiri sebelumnya telah dikabarkan memperkosa seorang wanita Amerika, Kathryn Mayorga, di Las Vegas setelah mereka berdua berkencan pada tahun 2009. Berita ini sudah tenggelam tetapi muncul kembali pada bulan September 2018.

Kathyrin mengaku telah dipaksa dan diperkosa oleh Ronaldo di kamar hotelnya. Kathryn juga mengakui bahwa setelah itu Ronaldo memberinya 375.000 dolar untuk menutup mulutnya. Polisi setempat menegaskan bahwa pada bulan Oktober mereka secara resmi membuka kembali penyelidikan atas kasus tersebut.

Ronaldo menanggapi dengan menolak tuduhan itu dan mengatakan bahwa pertemuan itu dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama, bukan paksaan sebagaimana kabar berita yang beredar. Pengacara pemain Portugal itu menyatakan bahwa semua laporan dan bukti yang dilampirkan oleh reporter itu salah.

Sementara itu, beberapa pemain seperti Marek Hamsik, Mauro Icardi dan Gianluigi Donnarumma juga terlibat dalam kampanye ini untuk kedua kalinya. Memang, tidak hanya pemain Juventus saja, pemain SPAL atau tiga nama di atas adalah orang-orang yang sudah melakukan kampanye, pastinya semua pemain sepakbola yang merumput di Italia akan menggunakan tanda yang sama.

"Kami harus melawan rasa takut dan hadir dengan para korban setiap hari," seperti yang dilaporkan oleh situs resmi mereka. Kampanye ini adalah yang kedua kalinya di Liga Italia. Sebelumnya ini diadakan pada April 2018.

Harap dicatat bahwa tingkat kekerasan terhadap wanita dan anak-anak di Italia memang sangat tinggi. Menurut laporan dari salah satu media lokal Italia, Avvenire, pada tahun 2016, ada sekitar 58 kasus pembunuhan wanita dan anak-anak dalam enam bulan pertama tahun ini. Masih di tahun yang sama, juga rentan dalam tiga hari (dari tanggal 9-11 Juni) bahwa telah terjadi pembunuhan yang menewaskan empat korban wanita.

Dalam sepuluh tahun terakhir telah terjadi pembunuhan yang meluas di Italia. Pusat Statistik Italia (Istat, Istituto Nazionale di Statistica) melaporkan bahwa pada tahun 2014 ada 136 pembunuhan wanita dari total 468 kasus pembunuhan. Pada 2015, jumlah itu sedikit menurun menjadi 128 pembunuhan terhadap wanita.
Baca Juga: